Pembelajaran : Sejarah Indonesia Kelas : X - Keagamaan Kelompok : Candi Borobudur

Pembelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas : X - Keagamaan
Kelompok : Candi Borobudur
Ketua Kelompok :
Ø Resinta
MaulaTika
Juru Bicara (
Jubir ) :
Ø Ririn Hidayanti
Anggota :
Ø Novi Aprianti
Cahayati
Ø Ali Hidayat
Ø Selvi Oktaviani
Ø Caca Hidayat
Ø Widi Santika
M.A Al-Ishlah Sagalaherang, Subang
Tahun Ajaran 2013-2014
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan ke
Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dangan baik dan benar, serta tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Proses Penyebaran
Hindu-Budha di Indonesia”.
Makalah ini telah dibuat dengan
berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Krirtik konstruktif
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Subang, 26 Oktober 2013
Ketua Kelompok :

Resinta Maulatika
Proses
Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia
Agama dan kebudayaan
Hindu-Budha masuk ke Indonesia melalui kontak perdagangan. pada awalnya,
orang-orang India bersikap aktif dalam perdagangan tersebut. Hal ini menurut
Claudius Ptolomeus (Yunani) didorong oleh kekayaan Indonesia akan emas, perak,
cengkeh dan lada yang menarik para pedagang mancanegara. Hubungan perdagangan
ini telah berlangsung sejak sekitar abad ke-5 M. Indonesia sebagai Negara
kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia
dan Australia) dan dua samudera (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah
persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat
(jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung
perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk ituIndonesia
ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang
tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan
Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya
budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.
Peristiwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada
abad pertama Masehi membawa pengaruh yang sangat penting. Peristiwa tersebut menandai
berakhirnya jaman pra-sejarah Indonesia
dan memasuki jaman sejarah serta membawa perubahan dalam susunan masyarakat dan
kebudayaan yang berkembang di Indonesia. Proses masuknya pengaruh budaya India
ke Indonesia, sering disebut penghinduan. Pada dasarnya istilah ini sebenarnya
kurang tepat, karena disamping agama Hindu, masuk pula agama Budha.
Proses masuk ini di dasari oleh siapa dan bagaimana caranya menyebarkan
agama hindu- budha yang menyebabkan beberapa teori :
Teori Brahmana
Teori Brahmana (dikemukakan oleh J.C Van Leur) Inti
dari teori ini adalah bahwa yang membawa masuk dan menyebarkan agama Hindu di
Indonesia adalah kaum brahmana dari
India. Brahmana merupakan kasta tertinggi dalam ajaran Hindu. Kasta Brahmana
merupakan satu-satunya kasta yang boleh mempelajari Kitab Weda. Teori ini
memang paling mudah diterima. Menurut J.C Van Leur beberapa alas an mengapa
Agama Hindu disebarkan oleh brahmana :
Ø Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling
tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli
kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar
dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan
mampu menyiarkan agama Hindu.
Ø Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan berbahasa Sansekerta,
sedangkan di India sendiri bahasa itu
hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan Hindu. Bahasa Sansekerta
adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan menulis
bahasa Sansekerta. Di India hanya
kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sansekerta sehingga hanya kaum
Brahmana-lah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda.
Ø Karena kepala suku yang ada di
Indonesia kedudukannya ingin diakui dan kuat seperti raja-raja di India maka mereka
dengan sengaja mendatangkan kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara
penobatan dan mensyahkan kedudukan kepala suku di Indonesia menjadi raja. Dan
mulailah dikenal istilah kerajaan.
Karena upacara penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis rajanya
juga dinyatakan beragama Hindu, jika raja beragama Hindu maka rakyatnyapun akan
mengikuti rajanya beragama Hindu.
Ø Ketika menobatkan raja kaum Brahmana pasti membawa kitab Weda ke
Indonesia. Sebelum kembali ke India tak
jarang para Brahmana tersebut akan meninggalkan Kitab Weda-nya sebagai hadiah
bagi sang raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari oleh sang raja dan
digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
Ø Para brahmana sengaja didatangkan ke Indonesia karena
raja yang telah mengenal Brahmana secara khusus meminta Brahmana untuk mengajar
di lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan budaya India dapat
berkembang di Indonesia. Sejak itu mulailah secara khusus kepala suku-kepala
suku yang lain yang tertarik terhadap budaya dan ajaran Hindu mengundang kaum
Brahmana untuk datang dan mengerjakan agama dan budaya India kepada masyarakat
Indonesia.
Ø Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapat
koloni India di Malaysia dan pantai Timur Sumatera (popular dengan nama Kampung
Keling) yang banyak ditempati oleh orang Keling dari India Selatan yang
memerlukan kaum Brahmana untuk upacara agama (perkawinan dan kematian).
Bantahan terhadap teori ini :
Ø Mempelajari bahasa Sansekerta merupakan hal yang sangat
sulit jadi tidak mungkin dilakukan oleh raja-raja
di Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui isinya bahkan
menyebarkan pada yang lain. Sehingga
pasti memerlukan bimbingan kaum Brahmana dalam mempelajarinya.
Ø Menurut ajaran Hindu kuno para Brahmana dilarang untuk
menyebrangi lautan apalagi meninggalkan
tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan hak akan
kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan hal
yang wajar.
Teori ini menyatakan kaum barahmana
sangat berperan penting dalam penyebaran agama Hindu di Indonesia. Dalam teori
ini disebutkan pada waktu itu para brahmana di india mendapat undangan dari penguasa atau raja di
nusantara untuk menobatkan tahta kerajaan dan memimpin upacara-upacara ritual
seperti upacara keagamaan.
Brahmana
Adalah salah satu golongan karya atau warna dalam ajaran
Hindu. Mereka adalah golongan cendekiawan yang mampu menguasai
ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan. Di zaman dahulu, golongan ini
umumnya adalah kaum pendeta, agamawan, atau Brahmin. Mereka juga disebut
golongan paderi atau sami.
Kaum Brahmana sangat tidak suka
kekerasan yang disimbolisasi dengan tidak memakan dari makhluk berdarah
(bernyawa). Sehingga seorang Brahmana sering menjadi seorang Vegetarian. Brahmana adalah golongan karya
yang memiliki kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan baik pengetahuan suci
maupun pengetahuan ilmiah secara umum.
Dahulu kita bertanya tentang ilmu
pengetahuan dan gejala alam kepada para brahmana. Bakat kelahiran adalah mampu
mengendalikan pikiran dan perilaku, menulis dan berbicara yang benar, baik,
indah, menyejukan dan menyenangkan. Kemampuan ini menjadi landasan untuk
mensejahterakan masyarakat, negara dan umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu pengetahuannay, menjadi manggala (yang
dituakan dan diposisiskan secara terhormat), atau dalam keagamaan menjadi
pemimpin upacara keagamaan.
Teori Ksatria
Teori Ksatria (dikemukakan oleh C.C.Berg)
Inti
dari teori ini adalah bahwa golongan bangsawan/ksatria dari india yang membawa
masuk dan menyebarkan agama Hindu di Indonesia. Ksatria merupakan kasta kedua
setelah Brahmana, yang terdiri dari prajurit perang. Menurut C.C.Berg ada 3
alasan mengapa Agama Hindu disebarkan oleh bangsawan :
Ø Raja dan bangasawan serta ksatria dari India yang kalah perang
meninggalkan daerahnya menuju ke daerah lain termasuk Indonesia. Mereka berusaha
menaklukan daerah baru di Indonesia dan membentuk pemerintahan baru seperti
ketika mereka di India. Dari situ mereka mulai menanamkan ajaran agama Hindu
pada penduduk setempat.
Ø Kekacauan politik di India menyebabkan para ksatria melarikan diri sampai
di Indonesia dan sesampainya di Indonesia mereka membentuk danmendirikan koloni
(tanah jajahan) dan mulai menyebarkan agama Hindu.
Ø Adapula raja dan para bengsawan India yang sengaja datang ke Indonesia
untuk menyerang dan menaklukan suku-suku di Indonesia. Setelah mereka berhasil
maka akan mendirikan kerajaan dan mulai menyebarkan agama Hindu.
Teori Ksatria sering juga disebut dengan teori Kolonisasi . Hal ini
disebabkan karena dilakukan penyerbuan dan penaklukan.
Bantahan terhadap teori ini :
Ø Tidak mungkin pelarian kstaria dari India bias mendapatkan kedudukan
mulia sebagai raja di wilayah lain, sedangkan di Indonesia masa itu, seseorang
dapat menjadi pemimpin suatu wilayah karena dia dirasa mempunyai kemampuan
lebih daripada yang lainnya. Tidak mungkin rakyat menginginkan orang yang telah
mengalahkan rakyat di wilayah itu untuk menjadi raja mereka karena mereka pasti
harus hidup dalam tekanan dari orang
yang tidak mereka kenal.
Ø Tidak ada bukti yang kuat baik itu di Indonesia maupun di India bahwa penyerbuan
yang dilakukan bertujuan untuk menyebarkan agama Hindu. Selain itu tidak ada
bukti pendudukan atas beberapa daerah di
Indonesia oleh bangsa India yang bertujuan untuk menyebarkan agama. Padahal
suatu penaklukan pasti akan dicatat
sebagai sebuah kemenangan. Memang pernah ada serbuan dari bangsa India yang terjadi 2 kali dalam waktu singkat oleh
kerajaan Colomandala (raja Rajendra Coaldewa) atas kerajaan Sriwijaya yaitu
pada tahun 1023 M dan 1030 M. Meskipun berhasil menawan raja Sriwijaya tetapi
serangan tersebut berhasil dipatahkan/dikalahkan.
Ø Jika terjadi kolonisasi /penaklukan pasti akan disertai dengan pemindahan
segala aspek/unsur budaya masyarakat India secara murni di Indonesia seperti
sistem kasta, tatakota, pergaulan, bahasa, dsb. Tetapi kehidupan masyarakat di
Indonesia tidak menunjukan hal yang sama persis (tidak asli) dengan kehidupan masyarakat India dari sini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi penguasaan secara mendasar pada segala aspek
kehidupan masyarakat Indonesia. Budaya indonesia memiliki peran yang besar
dalam proses pembentukan budaya India-Indonesia sehingga yang tampak adalah
bentuk akulturasi budayanya.
Teori ini menyatakan bahwa peranan kaum ksatria sangat besar dalam penyebaran
ajaran agama Hindu. Ada ahli sejarah kuno yang menghubungkan masuknya agama
Hindu ke Indonesia dengan perubahan politik India. Pada waktu itu India sering
terjadi peperangan antargolongan di dalam masyarakat. Pendapat ini dikaitkan dengan jatuhnya kerajaan Kalijaga
akibat serangan raja Asoka yang memaksa banyak bangsawan kerajaan itu
mengungsi.
Kasatria atau ksatria
Adalah kasta atau warna dalam
agama Hindu. Kasta ksatria ini
merupakan bangsawan dan merupakan tokoh masyarakat bertugas sebagai penegak
keamanan, penegak keadilan, pemimpin masyarakat, pembala kaum tertindas atau lemah karena
ketidak-adilan dan ketidak-benaran.
Tugas utama seorang ksatria adalah menegakan kebenaran, bertanggung jawab,
lugas, cekatan, prilaku pelopor, memperhatikan keselamatan dan keamanan, adil,
dan selalu siap berkorban untuk tegaknya kebenaran dan keadilan. Di zaman
dahulu ksatria merujuk pada klas masyarakat kasta
bangsawan atau tentara, hingga raja.
Zaman sekarang, ksatria merujuk pada profesi seorang yang mengabdi pada
penegakan hokum, kebenaran dan keadilan prajurit, bisa pula berarti perwira
yang gagah berani atau pemberani. Kelompok ini termasuk pemimpin Negara,
pimpinan lembaga atau tokoh masyarakat karena tugasnya untuk menjamin
terciptanya kebenaran, kebaikan, keadilan dan keamanan di masyarakat, bangsa
dan negara.
Teori Waisya
Teori Waisya (dikemukakan oleh NJ.Krom)
Inti dari teori ini yaitu bahwa masuk dan berkembangnya agama Hindu ke
Indonesia dibawa oleh orang India berkasta Waisya yaitu golongan pedagang.
Waisya merupakan kasta ketiga, yang terdiri dari para pedagang. Menurut NJ.Korm
ada 2 kemungkinan Agama Hindu disebarkan oleh pedagang :
Ø Para pedagang dari India melakukan perdagangan dan akhirnya sampai ke
Indonesia memang hanya untuk berdagang. Melalui interaksi perdagangan itulah
agama Hindu disebarkan pada rakyat Indonesia.
Ø Para pedagang dari India yang singgah di Indonesia kemudian mendirikan
pemukiman sembari menunggu angin musim yang baik untuk membawa mereka kembali
ke India. Merekapun akan berinteraksi dengan penduduk sekitar dan menyebarkan
agama pada pendudukan local Indonesia. Selanjutnya jika ada yang tertarik
dengan penduduk setempat dan memutuskan untuk menikah serta berketurunan maka
melalui keturunan inilah agama Hindu disebarkan ke masyarakat sekitar.
Faktor yang memperkuat teori dari N.J Korm adalah bahwa :
Ø Teori ini mudah diterima oleh akal sebab dalam kehidupan, factor ekonomi
menjadi sangat penting dan perdagangan merupakan salah satu bentuk dalam
kegiatan berekeonomi. Sehingga melalui kegiatan perdagangan dirasa akan lebih
mudah untuk berhubungan dengan orang dari berbagai daerah.
Bantahan para ahli terhadap teori ini :
Ø Motif mereka datang sekedar untuk berdagang bukan untuk menyebarkan agama
Hindu sehingga hubungan yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan para
raja dengan para saudagar (pedaganag India) hanya seputar perdagangan dan tidak
akan membawa perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu.
Ø Mereka lebih banyak menetap di daerah pantai untuk memudahkan kegiatan
perdagangannya. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka
singgah mungkin hanya sekedar mencari perbekalan
untuk perjalanan mereka selanjutnya atau untuk menunggu angin yang baik yang
akan membawa mereka melanjutkan perjalanan. Sementara itu kerajaaan Hindu di
Indonesia lebih banyak terletak di daerah pedalaman seperti Pulau Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga, penyebarluasan
agama Hindu tidak mungkin dilakukan oleh kaum
Waisya yang menjadi pedagang.
Ø Meskipun ada perkampungan para pedagang India di Indonesia tetapi
kedudukan mereka tidak berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu, mereka yang
tinggal menetap sebagian besar hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga
kehidupan ekonomi mereka tidak jauh bebeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh
budaya yang mereka bawa tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan
kehidupan keagamaan masyarakat setempat.
Ø Kaum Waisya tidak mempunyai tugas untuk menyebar luaskan agama Hindu
sebab yang bertugas menyebarkan agama Hindu adalah Brahmana. Lagi pula para
pedagang tiadak menguasai secara mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka
tiadak memehami bahasa Sansekerta sebagai pedoman untuk membaca kitab suci
Weda.
Ø Tulisan dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu yang ditemukan di
Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang hanya digunakan oleh Kaum
Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan upacara keagamaan.
Kaum waisya yang umumnya berasal dari kelompok pedagang/pengusaha telah
berperan besar dalam menyebarkan agama Hindu di Indonesia. Para pedagang
Indialah yang pertama kali berhubungan dengan para pedagang pribumi. Selain
itu, mereka juga menjalin hubungan dengan para pedagang pribumi. Selain itu,
mereka juga menjalin hubungan dengan penguasa dan rakyat setempat. Para
pedagang itu kadang-kadang menetap cukup lama, sehingga penduduk pribumi dapat
mengenal lebih banyak budaya India yang
dipraktikannya. Bahkan sebagian besar dari mereka menjalin perkawinan dengan
penduduk pribumi.
Waisya
Adalah golongan karya atau warna dalam tata masyarakat menurut agama Hindu.
Bersama-sama dengan Brahmana dan Ksatria, mereka disebut Tri Wangsa, tiga
kelompok golongan keraya atau profesi yang menjadi pilar penciptaan kemakmuran
masyarakat.
Bakat dasar golongan Waisya adalah penuh perhitungan, tekun, terampil,
hemat, cermat, kemampuan pengelolaan asset (kepemilikan) sehingga kaum Waisya
hamper identik dengan kaum pedagang atau pebisnis.
Kaum Waisya adalah kelompok yang mendapat tanggung jawab untuk
menyelenggarakan kegiatan ekonomi dan bisnis agar terjadi proses distribusi dan
redistribusi pendapatan dan penghasilan, sehingga kemakmuran masyarakat, negara
dan kemanusiaan tercapai.
Teori Sudra
Teori Sudra (dikemukakan oleh Van Feber)
Inti dari teori ini adalah bahwa masuk dan berkembangnya agama Hindu ke
indoneisa dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra. Sudra adalah kasta
terendah.
Pendapat Van Feber adalah bahwa:
Ø Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan yang
lebih baik daripada mereka tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar
bahkan tak jarang mereka dijadikan sebagai budak para majikan sehingga mereka
pergi ke daerah lain bahkan ada yang sampai ke Indonesia.
Ø Orang berkasta sudra yang berada pada kasta terendah di India tidak jarang dianggap sebagai orang buangan sehingga mereka
meninggalkan daerahnya pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India hingga ada
yang sampai ke Indonesia agar mereka mendapat kedudukan yang lebih baik dan
lebih dihargai.
Bantahan ahli terhadap teori ini adalah sebagai berikut.
Ø Golongan Sudra tidak menguasai seluk beluk ajaran agama Hindu sebab
mereka tidak menguasai bahasa Sansekerta
yang digunakan dalam Kitab Suci Weda (terdapat aturan dan ajaran agama Hindu).
Terlebih tidak sembarang orang dapat menyentuhnya, membaca dan menegetahui
isinya.
Ø Tujuan utama golongan Sudra meninggalkan India adalah untuk mendapat
penghidupan dan kedudukan yang lebih baik (memperbaiki keadaan/kondisi mereka).
Sehingga mereka ke tempat lain pasti hanya untuk mewujudkan tujuan utama mereka
bukan untuk menyebarkan agama Hindu.
Ø Dalam system kasta posisis kaum sudra ada pada kasta terendah sehingga
tidak mungkin mereka mau menyebarkan agama Hindu yang merupakan milik kaum
brahmana, kasta diatasnya. Jika mereka menyebarkan agama Hindu berarti akan
lebih menggungkan posisi kasta brahmana, kasta yang telah menempatkan mereka
pada kasta terendah.
Ø Kelebihan :
- Semua orang yang ada pada kasta
Sudra pasti ingin memperbaiki hidup,
salah
satu caranya adalah pergi ke
tempat lain seperti indonesia
Ø Kelemahan : -
Tidak menguasai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
-
Kasta Sudra umumnya tidak
memiliki ilmu pengetahuan/ pendidikan
-
Biasanya jika ada budak ada tuannya,maka jika
pastilah ada kasta yang lebih tinggi
dari
sudra yang membawa kasta
Sudra ke Indonesia .
Peperangan yang terjadi di India telah
memaksa kaum sudra untuk meninggalkan tanah airnya. Van Feber menyatakan bahwa
kaum sudra telah memberi andil besar dalam penyebaran agama Hindu di Indonesia
Sudra (Sansekerta: śūdra)
Adalah sebuah golongan profesi
(golongan karya) atau warna dalam agama Hindu di India. Warna ini
merupakan warna yang paling rendah. Warna lainnya adalah brahmana, ksatria,
dan waisya.
Sudra adalah golongan karya seseorang
yang bila hendak melaksanakan profesinya sepenuhnya mengandalkan kekuatan jasmaniah,
ketaatan, kepolosan, keluguan, serta bakat ketekunannya.
Tugas utamanya adalah berkitan
langsung dengan tugas-tugas memakmurkan
masyarakat negara dan
umat manusia atas petunjuk-petunjuk golongan karya di atasnya, seperti
menjadi buruh, tukang, pekerja kasar, petani, pelayan, nelayan, penjaga, dll.
Teori Arus-Balik
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Menurut pendapatnya Indonesia lebih
bersifat aktif. Mereka belajar ke India untuk menuntut agama Hindu-Budha kemudian
mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkan ilmu mereka. Menurut F.D.K Bosch
beberapa alasan mengapa Agama Hindu disebarkan secara Arus-Balik ;
Ø Menurut teori ini, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah mereka
yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha, yaitu para intelektual
yang ikut menumpang kapal-kapal dagang. Setelah tiba di Indonesia, mereka
menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat
yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara
tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajaran tersebut.
Ø Pada perkembangan selanjutnya banyak orang Indonesia sendiri yang pergi
ke india untuk berkunjung dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya
ke Indonesia, merekalah yang mengajarkannya kepada masyarakat Indonesia yang
lain.
Ø Bukti-bukti dari pendapat di atas adalah prasasti Nalanda yang
menyebutkan bahwa Balaputradewa (raja
Sriwijaya) telah meminta kepada raja di India untuk membangun wihara di Nalanda
sebagai tempat untuk menimba ilmu para tokoh dari Sriwijaya. Permintaan raja
Sriwijaya itu ternyata dikabulkan. Dengan demikian, setelah para tokoh atau
pelajar itu menuntut ilmu disana, mereka balik ke Indonesia. Merekalah yang
selanjutnya menyebarkan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.
Teori ini menyatakan bahwa pengaruh budaya India di Indonesia diperkenlakan
justru oleh orang-orang Indonesia yang pernah belajar di India. Seperti kita
ketahui, pada waktu itu di India telah muncul perguruan-perguruan yang mengajarkan
agama Hindu maupun Budha, diantaranya yang terkenal adalah Nalanda.
Banyak orang Indonesia yang sudah mengenal perguruan tersebut dari hubungan
dagang dan mereka tertarik untuk belajar disana. Tradisi belajar ini terus
belangsung hingga abad IX. Setelah mendapat pengetahuan agama dan budaya India,
mereka pulang ke tanah air. Pengetahuan yang didapat dari India dikembangkan
sesuai dengan keadaan di Indonesia sendiri,sehingga budaya Indonesia pada saat
itu mempunyai corak yang mirip dengan budaya India.
Jalur masuk
dan berkembangnya hindu-budha
di Indonesia
- Jalur Laut
Para penyebar agama dan budaya
hindu-budha yang menggunakan jalur laut datang ke Indonesia mengikuti
kapal-kapal para pedagangn yang biasa beraktivitas pada jalur India-China. Rute perjalanan para penyebar agama
hindu-budha yaitu, dari India menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya,
kemudian ke nusantara. Sementara itu, dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam,
China, Korea, dan Jepang. Diantara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia dengan
memanfaatkan bertiupnya angin muson barat.
- Jalur Darat
Para penyebar agama hindu-budha yang
menggunakan jalur darat mengikuti para pedagang melalui jalur sutra, dari India
ke Tibet terus ke utara sampai dengan China, Korea, dan Jepang. Ada juga yang
melakukan perjalanan dari India Utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand,
Semenanjung Malaya, kemudian berlayar menuju Indonesia.
Pengaruh Kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia
Seni Bangunan
Dampak masuknya Hindu-Budha di Indonesia ialah munculnya bangunan-bangunan
berupa candi. Candi berasal dari kata candika yaitu dewi durga (istri siwa) dia
sebagai dewi maut. Maka candi fungsinya untuk memuliakan orang mati missal araj
atau orang terkemuka. Sedang bagi agama budha candi berfungsi sebagai tempat
pemujaan dewa. Munculnya bangunan-bangunan candi di Indonesia merupakan dampak
masuknya hindu dan budha di Indonesia.
Seni Rupa
Bidang seni sastra mengalami perkembangan sangat pesat sejak masuknya
hindu-budha. Pembuatan candi dan patung yang disertai relief merupakan bagian
yang tak terpisahkan dengan bidang seni rupa. Pada candi Borobudur terdapat
relief sidharta Gautama dan di candi prambanan terdapat relief yang
mengisahakan Ramayana dan krenayana.
Sastra dan aksara
Sejak masuknya agama hindu dan budha di Indonesia, bahasa sansekerta dan
huruf pallawa mulai digunakan dalam penulisan prasasti dan kitab sastra,
misalnya : prasasti kutai, prasasti
tugu, prasasti kebun kopi, prasati canggal, dan lain-lain. Sementara
kitab-kitab sastra baru muncul pada
zaman airlangga dan mencapai puncaknya pada zaman Kediri atau majapahit. Dalam
perkembangannya bahasa sansekerta dan huruf pallawa menglami akulturasi dengan
bahasa dan huruf jawa sehingga munculah bahasa jawa kuno dan huruf jawa kuno.
Kalender
Masuknya hindu dan budha berdampak pula pada penggunaan tahun saka dalam
system perhitungan waktu di Indonesia. Tahun saka dimulai pertama kali pada tahun
78M, pada masa raja Kanisca I di india. Ketika hindu berkembang di Indonesia,
penggunaan tahun saka di masyarakat sudah banyak. Namun penggunaan tahun saka
mulai berkurang lagi ketika masuk di Indonesia.
Perdagangan
Masuknya hindu dan budha di Indonesia makin memperluas wilayah perdagangan
di Indonesia. Hal ini disebabkan
masuknya Hindu ke Indonesia terkait dengan masuknya pedagang india ke
Indonesia.
Sosial Masyarakat
Sejak masuknya pengaruh hindu di Indonesia, pembagian kelompok masyarakat
berdasarkan kasta mulai dianut sebagian masyarakat Indonesia yang beragama
hindu. Penggolongan masyarakat berdasarkan system kasta ini didasarkan atas
kedudukan seseorang dalam masyarakat atau karena keturunan.
Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam
system ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan
wilayah yang luas. Kepala susku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk
kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu lahir kerajaan-kerajaan seperti kutai, tarumanegara,
sriwijaya.
Agama / Kepercayaan
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat Indonesia menganut kepercayaan
animisme. Masyarakat mulai menerima kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha
sejak berinteraksi dengan orang orang india. Budaya baru tersebut membawa
perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata cara karma,
upacara-upacara pemujaan dan bentuk tempat peribadatan.
Filsafat
Lahir Astrologi yaitu pengetahuan
yang berkaitan dengan alam semesta/ astronomi. Contoh : orang memberi nama
anak berdasarkan hari, tanggal, bulan lahirnya.
Adanya buku primbon sebagai
pedoman hidup dan tatanan tradisi yang semula hanya merupakan catatan turun
temurun. Ajaran Hindu-Budha penuh dengan upacara keagamaan. Falsafah agama
tersebut mengajarkan hal-hal yang bersifat pasifistis
yaitu ajaran yang menuju pada kehidupan damai, menerima apa yang menjadi takdir
semuanya ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.
Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi
kehidupan masyarakat Indoneisa dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya
masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha,
sebagian masyarakat indoneisa mulai mangenal budaya baca dan tulis.
Dengan digunakannya bahasa Sansekerta
dan Huruf Pallawa dalam kehidupan sebagian masyarakat indoneisa. Bahasa
tersebut terutama digunakan kalangan pendeta dan bangsawan kerajaan. Telah
mulai digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa Kuno dan bahasa Bali Kuno yang merupakan
bahasa turunan dari bahasa Sansekerta.
Kesan kami setelah mengerjakan tugas ini dengan susah payah dan penuh perjuangan adalah merasa puas dengan hasil yang kami capai .Resinta & Ririn
ReplyDelete