Mengenal King Suleiman, Sultan Termasyhur Dari Kerajaan Ottoman
Heboh serial
Abad Kejayaan, yang sebelumnya sempat berjudul King Suleiman membuat
masyarakat Indonesia penasaran. Siapa sih sebenarnya King Suleiman? Mengapa
banyak yang protes ketika serial asal Turki ini ditayangkan di Indonesia?
Daripada
penasaran, yuk kenalan dulu dengan Sultan termashyur di abad pertengahan itu.
Suleiman I
atau yang juga dikenal dengan nama Suleiman The Magneficent, ia juga dikenal
dengan nama Kanuni. Ia adalah Sultan kerajaan Turki Utsmaniyah atau Kerajaan
Ottoman yang ke-10.
Pria
kelahiran 6 November 1494 itu berkuasa sejak 30 September 1520 hingga tahun
1566. Total, ia memerintah Turki Utsmaniyah selama 46 tahun.
Dilansir
dari Wikipedia, Suleiman tenar karena pencapaiannya dalam penyusunan sistem
undang-undang Utsmaniyah. Ia juga besar karena mampu menaklukkan banyak wilayah
di Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pada abad
ke-16, Suleiman adalah salah satu tokoh penting di Eropa. Di bawah
kepemimpinannya, Turki Utsmaniyah menguasai wilayah-wilayah penting di dunia,
seperti Laut Tengah, Laut Merah dan Teluk Persia.
Di bawah
kepemimpinannya pula, Utsmaniyah memperbaiki hukum Kanonik dan bentuk
kekaisaran. Ia melancarkan reformasi di tingkat legislatif yang berhubungan
dengan masyarakat, pendidikan, perpajakan dan juga hukum kriminal.
Suleiman
adalah seorang pelindung budaya yang sangat besar. Di bawah kendalinya,
Utsmaniyah mengalami masa puncak kejayaan di bidang seni, sastra dan
arsitektur.
Ia sendiri
sangat pandai di bidang syair dan pintar membuat emas. Suleiman juga pintar di
bidang bahasa, ia mahir bahasa Turki Utsmaniyah, Arab, Serbia, Chagatai dan
Persia.
Di serial
'Abad Kejayaan', King Suleiman diperankan oleh Halit Ergenc. @tersninja.com
Sayangnya, kehidupan pribadi Suleiman tidak secemerlang kehidupannya saat menjalani pemerintahan. Ia melanggar tradisi Utsmaniyah dengan menikahi seorang perempuan harem bernama Hurrem Roxelana. Banyak pengamat istana tercengang saat sang Hurrem akhirnya bisa menjadi istri resmi, sebuah hal baru yang melanggar kebiasaan Ustmaniyah selama lebih dari dua abad lamanya.
Karena
diangkat menjadi istri resmi, Hurrem Roxelana pun diperbolehkan tinggal di
istana bersama Suleiman. Mereka tinggal bersama selama sisa hidupnya.
Padahal,
seharusnya seorang hurem dibuang ke kota lain bersama anaknya. Dan tidak akan
kembali kecuali keturunan mereka menjadi penerus tahta. Namun hal itu tidak
terjadi pada Roxelana. Demi selir yang kemudian diangkatnya menjadi istri itu,
Suleiman rela melanggar banyak tradisi kerajaan.
Suleiman
meninggal dunia pada tahun 1566. Ia wafat dalam perjalanannya melakukan
ekspedisi ke Hongaria. Putra Suleiman dan Hurrem Roxelana pun akhirnya menjadi
penerus tahta setelah Suleiman mangkat. Selim II menjadi Sultan di Turki
Utsmaniyah sejak 1566-1574.
Suleiman
dimakamkan di Masjid Suleimaniyah, berdekatan dengan istri tercintanya, Hurrem
Roxelana. Ia meninggalkan banyak hal untuk Turki yang dikenang hingga saat ini.
Warisan
Suleiman bukan hanya di bidang militer. Ia juga meninggalkan kesejahteraan
kepada warganya, reformasi administratif dan undang-undang yang akhirnya
membuatnya menerima gelar pemberi keselamatan Utsmaniyah.
Hasil
reformasi hukum dan undang-undang yang ia buat pun dipakai selama berabad-abad.
Beberapa hal pun masih diterapkan sampai detik ini.
Comments
Post a Comment