Belajar Menyenangkan : Pembelajaran Sejarah Model Mind Mapping
Pembelajaran sejarah adalah salah satu pelajaran yang
menuntut kemampuan kognitif siswa. Tidak mengherankan bila banyak siswa yang
mengeluh jika diberi pelajaran sejarah, karena yang ada di benak mereka adalah hafalan,
mencatat dan mengantuk. Paradigma inilah yang ingin penulis ubah. Bagaimana ?
Tidak lain dan tidak bukan adalah pengajar ( guru -red) harus mengubah model
pembelajarannya, dari odel konvensional berupa ceramah dengan odel
pembelajaran yang lebih banyak mengaktifkan siswa. Siswa/siswi kita adalah
manusia-manusia yang memiliki potensi untuk berkembang. Mengapa kita “bungkam”
mereka dengan hanya menempatkan sebagai subyek dan bukan obyek. Salah satu
model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk memaksimalkan potensi siswa,
khususnya dalam pelajaran sejarah, adalah model mind mapping. Model ini telah
penulis laksanakan berkali-kali dan terbukti memang siswa bisa menikmati proses
pembelajaran bahkan waktunya bisa kurang karena saking asyiknya.
Pengertian, Prinsip dan Ciri Mind mapping
1. Pengertian Mind
Mapping
Mind mapping atau peta
pikiran adalah suatu tekhnik pembuatan catatan-catatan yang dapat digunakan
pada situasi, kondisi tertentu, seperti dalam pembuatan perencanaan,
penyelesaian masalah, membuat ringkasan, membuat struktur, pengumpulan ide-ide,
untuk membuat catatan, kuliah, rapat, debat dan wawancara. (Svantesson, 2004 :
1)
Konsep Mind
mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony
Buzan tahun 1970-an. Menurutnya mind map adalah sistem
penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan
raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak manusia yang menakjubkan (Buzan, 2009 :
12). Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam
otak dan mengambil informasi keluar otak-Mind Map adalah cara mencatat
yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran
kita.
Pemetaan
pikiran yang dikemukakan oleh Buzan ini didasarkan pada kenyataan bahwa otak
manusia terdiri dari satu juta juta sel otak atau setara dengan 167 kali jumlah
manusia di bumi, sel-sel otak tersebut terdiri dari beberapa bagian, ada bagian
pusat (nukleus) dan ada sejumlah bagian cabang yang memencar ke segala arah,
sehingga tampak seperti pohon yang menumbuhkan cabang ke sekelilingnya (Buzan,
2009:30).
Kita bisa
membandingkan mind map dengan peta kota. Pusat mind map mirip
dengan pusat kota. Pusat mind map mewakili ide terpenting. Jalan-jalan
utama yang menyebar dari pusat mewakili pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran
kita, jalan-jalan sekunder mewakili pikiran-pikiran sekunder, dan seterusnya.
Gambar-gambar atau bentuk-bentuk khusus dapat mewakili area-area yang menarik
atau ide-ide menarik tertentu.
Sama seperti
peta jalan, Mind Map akan :
Memberi pandangan meyeluruh pokok masalah atau area yang luas.
Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui
ke mana kita akan pergi dan di mana kita
berada.
Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.
Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan
terobosan kreatif baru.
Menyenangkan untuk dilihat,dibaca, dicerna dan diingat.
Mind Map juga merupakan
peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan
pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal.
Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan
daripada mengunakan tekhnik pencatatan tradisional.
Konsep ini dikategorikan
ke dalam teknik kreatif, karena pembuatan mind mapping ini membutuhkan
pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah
membuat mind mapping ini. Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa
membuat mind mapping, dia akan semakin kreatif. Sebuah mind map memiliki
sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide
sentral tersebut. Mind mapping sangat efektif bila digunakan untuk
memunculkan ide terpendam yang siswa miliki dan membuat asosiasi di antara ide
tersebut. Catatan yang siswa buat membentuk sebuah pola gagasan yang saling
berkaitan, dengan topik utama ditengah dan sub topik dan perincian menjadi
cabang-cabangnya, tekhnik ini dikenal juga dengan nama Radian Thinking
(Deporter dan Hernacki, 2011 : 152).
Dengan membuat
sendiri peta pikiran siswa “melihat” bidang studi itu lebih jelas, dan
mempelajari bidang studi itu lebih bermakna. Para siswa cenderung lebih mudah
belajar dengan catatannya sendiri yang menggunakan bentuk huruf yang mereka
miliki dan ditambah dengan pemberian warna yang berbeda disetiap catatan
mereka. Dibandingkan dengan membaca buku teks mereka merasa kesulitan ketika
persiapan akan menghadapi ujian.
Mind mapping merupakan
tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak
agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Metode
ini mempermudah memasukan informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil
informasi dari dalam otak. Mind mapping merupakan teknik yang paling
baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan
teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk
menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak. (Prayudi:
2008). Dengan metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat
hingga 78%.
Berikut adalah
perbedaan antara Tulisan Biasa dan Mind Map :
a.
Tulisan Biasa
Hanya berupa tulisan-tulisan saja
Hanya dalam satu warna
Untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama
Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama
Statis
b.
Mind Mapp
Berupa tulisan, symbol dan gambar
Berwarna-warni
Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek
Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
Membuat individu menjadi lebih kreatif
Dari
uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat
yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan
mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan
adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan seserorang untuk
mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun
secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan
otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Peta pikiran
yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena
berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya.
Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada
saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam
proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar
siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping (Iwan Sugiarto, 2004
: 76).
2.
Prinsip dan Ciri mind mapping
Mind mapping menggunakan
teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar,
dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon. Mind
mapping ini didasarkan pada detail-detail dan suatu peta pikiran yang mudah
diingat karena mengikuti pola pemikiran otak.
Semua mind
map mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan warna. Semuanya memiliki
struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung,
simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian Turan yang sederhana,
mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan mind map,
daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni,
sangat teratur dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami
otak dalam melakukan berbagai hal.(Buzan, 2005:6)
Rose dan
Malcolm menambahkan strategi visual ini mempunyai beberapa ciri, diantaranya
sebagai berikut :
a.
Mengingat orang melalui penglihatan, mengingat kata-kata dengan melihat tetapi
perlu waktu yang lebih lama untuk mengingat susunan atau urutan abjad jika
tidak disebutkan awalnya.
b.
Jika memberi atau menerima penjelasan arah lebih suka memakai peta/gambar.
c.
Aktifitas reatif : menulis, menggambar, melukis merancang.
d.
Mempunyai ingatan visual yang bagus, dimana ketika kita ingat saat meninggalkan
sesuatu dalam beberapa hari yang lalu. (Rose dan Malcolm, 2006 : 77)
Menurut Buzan,
teknik pembuatan catatan dan pengelompokan pikiran yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan seluruh otak yang harus menyertakan tidak hanya kata-kata,
angka, rangkaian dan juga garis-garis tetapi juga dengan warna, gambar-gambar,
dimensi , simbol-simbol itulah peta pikiran atau mind mapping (Buzan,
2003 : 122).
Langkah-Langkah
Pembuatan Mind Mapp
Hal-hal yang
harus dipersiapkan ketika akan membuat atau menggunakan metode mind mapping adalah
:
- Kertas kosong tak bergaris.
- Pena atau spidol berwarna-warni.
- Otak dan imajinasi.
- Buku sumber sebagai salah satu sumber bagi siswa.
Hal-hal yang
harus diperhatikan ketika akan membuat mind map, bahan bacaan yang
berasal dari buku teks, yaitu (Svantesson, 2004:127) :
ð Membaca
teks secara keseluruhan
Dengan membaca
teks secara menyeluruh maka akan mengetahui isi cerita. Sewaktu membaca teks
beri tanda pada kata-kata yang dianggap penting untuk mencatat di mind map;
ð
Mengenali tipe teks
Sebelum membuat
mind map, maka harus menemukan desain yang cocok untuk masing-masing
teks yang spesifik. Setelah membaca teks maka akan mengetahui desain yang
sesuai untuk mind map yang akan dibuat. Secara sederhana sebuah teks
dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok:
o
Komparasi (perbandingan)
Sebuah teks
dikategorikan komparasi apabila teks tersebut terdapat perbandingan antara A
dan B, antara yang baik dan yang jelek dan sebagainya.
Kronologi atau rangkaian peristiwa
Teks tersebut mempunyai sebuah awal dan akhir yang
jelas, misalnya biografi, sejarah, proses dan sebagainya. Desain ini biasanya
sesuai dengan arah jarum jam.
o Presentasi (paparan)
Apabila cerita tanpa permulaan atau akhir yang jelas,
apabila kata-kata dipaparkan tanpa urutan yang khusus, maka bisa didesain
sesuai dengan keinginan.
ð Menulis mind map
Pada saat membaca maka telah memperoleh kata-kata
penting yang telah diberi tanda, tahap ini adalah tahap menulis kata-kata
penting pada mind map. Setelah menulis kata utama maka dihubungkan
dengan garis hubung pada kata-kata yang menjadi cabang dari kata-kata utama.
Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping
Menurut Mike Hernacki dan Bobbi Deporter, mind
mapping memiliki manfaat diantaranya :
ð Fleksibel
Didalamnya jika seorang pembicara tiba-tiba teringat untuk
menjelaskan suatu hal tentang pemikiran, Anda dapat dengan mudah menambahkannya
di tempat yang sesuai dalam Peta Pikiran Anda tanpa harus kebingungan.
ð Dapat memusatkan pikiran
Anda tidak perlu berfikir untuk menangkap setiap kata
yang dibicarakan. Sebaliknya, Anda dapat berkonsentrasi pada gagasannya.
ð Meningkatkan pemahaman
Ketika membaca suatu tulisan atau laporan tekhnik,
Peta Pkiran akan meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan ulang
yang sangat berarti nantinya.
ð Menyenangkan
Imajinasi dan kreativitas Anda tidak terbatas dan hal
itu menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan.
Sedangkan menurut Buzan (Buzan, 2005 : 6), mind map
dapat membantu kita dalam sangat banyak hal. Berikut beberapa diantaranya :
ð Merencana.
ð Berkomunikasi.
ð Menjadi lebih kreatif.
ð Menghemat waktu.
ð Menyelasikan masalah.
ð Memusatkan perhatian.
ð Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran.
ð Mengingat dengan lebih baik.
ð Belajar lebih cepat dan efisien.
ð Melihat “gambar keseluruhan”.
ð Menyelamatkan pohon.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu :
ð Mind Map mampu meningkatkan kapasitas
pemahaman dengan cara:
o Melihat gambaran besar suatu persoalan
sekaligus melihat informasi secara detail
o Mengingat informasi yang kompleks
lebih mudah. Informasi tersebut telah dikelompokkan sesuai dengan cara
seseorang mengingat termasuk hubungannya dengan subjek yang sama atau berbeda.
o Mengatasi informasi yang membludak
karena telah ditata dan dikelompokkan sedemikan rupa. Secara mental hal ini
juga membuat seseorang lebih terorganisir dan runtut dalam memahami sebuah
persoalan.
ð Mind Map mampu meningkatkan
kemampuan seseorang dalam berimajinasi, mengingat, berkonsentrasi, membuat
catatan, meningkatkan minat sekaligus mampu menyelesaikan persoalan. Hal ini
dicapai karena Mind Map mengajarkan untuk melihat persoalan secara keseluruhan
dan melihat hubungannya satu sama lain. Ini yang paling sulit dilakukan dalam
catatan konvensional. Tidak hanya itu, dengan catatan ini maka manajemen
belajar pun menjadi lebih mudah. Informasi baru dapat ditambahkan, dihubungkan,
dan diasosiasikan kapan saja dengan informasi yang sudah ada sebelumnya.
ð Mind
Map dapat merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunakan garis
lengkung, warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan sekaligus menjadi karya
seni yang indah. Secara mental akan memudahkan kita untuk mengingatnya. Mind
Map akan merangsang kemampuan membandingkan informasi yang ada baik berupa
fakta, ide termasuk data statistik.
ð Mind
Map membantu seseorang membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat. Selain
itu, catatan ini mampu membuka pemahaman yang baik dan sisi kreatif dengan
merangsang munculnya ide-ide dan insight baru, bahkan pada saat membuat catatan
itu sendiri. Mind Map dapat pula menjelaskan sebuah tujuan, rencana, ide,
maupun pemikiran secara jelas dan terstruktur.
ð Teknik
dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda atau
mengingat detail secara mudah.
ð Melihat
hubungan antara gagasan dan konsep.
ð Proses
mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
ð Diagram
yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
ð
Bekerjasama dengan otak siswa, bukan bertentangan dengannya.
ð
Menyingkirkan “format outline” yang membosankan, selamanya
ð Dapat
mengoptimalakan otak kanan dan otak kiri, karena mind map bekerja dnegan
gambar, warna dan kata-kata sederhana.
ð Dapat
menghemat catatan, karena dengan mind map bisa meringkas satu bab materi dalam
setengah lembar kertas
ð
Pembelajaran terkesan lebih efektif, dan efisisien, karena pada dasarnya cara
kerja mind map sama dengan cara kerja dasar otak, yaitu tidak tersusun
sistematis, namun lebih pada bercabang-cabang seperti pohon.
ð Pola
ini dapat mempermudah proses recall pada setiap apa yang pernah dipelajari.
ð Dapat
meningkatkan daya kreatifitas siswa dan guru, karena siswa/guru akan terangsang
untuk mebuat gambar-gambar atau warna-warna pada mind map agar terlihat lebih
menarik.
ð
Mempertajam daya analisa dan logika siswa, karena siswa tidak lagi dituntut
untuk mencatat buku sampai habis kemudian menghapalnya. Namun lebih kepada
pemahaman dan kreatifitas untuk dapat menghubungkan topik umum dengan sub-sub
topic bahasan. Demikian sekedar berbagi pengalaman dalam pembelajaran model Mind
Mapping, semoga sukses buat semuanya, maju terus pendidikan Indonesia.
Comments
Post a Comment