MODUL. 03 MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI-1) Proses Interaksi Antara Tradisi Lokal,Hindu,Budha dan Islam di Indonesia
MODUL. 03
MATA PELAJARAN SEJARAH
KELAS XI-1)
Proses
Interaksi Antara Tradisi Lokal,Hindu,Budha dan Islam di Indonesia
(Bersama : Drs. Zulpikar Kh
Proses Interaksi Antara Tradisi
Lokal Hindu-Budha dan Islam di Indonesia
Unsur-unsur yang dapat mempersatukan tradisi sejarah Indonesia berasal dari unsur lokal,
Hindu-Budha, dan Islam. Bangsa Indonesia sebenarnya mempunyai unsur-unsur budaya Indonesia asli. Selain itu, juga telah mengenal kebudayaan Macro & Micro Cosmos, yang merupakan keyakinan adanya supranatural atas kehidupan bumi.
Beberapa contoh tradisi daerah yang merupakan perpaduan unsur lokal, Hindu-Budha, dan Islam di Indoesia adalah :
a) Upacara selamatan, pemberian nama selamat yang bertujuan untuk memberi keselamatan bagi penyelenggara / pemakai nama tersebut.
b) Upacara bersih desa, agar desa bersih dan hasil pertanian melimpah.
c) Upacara sedekah, setelah 7 hari dari hari raya Idul Fitri di daerah Demak, sebagai tanda syukur.
d) Upacara Tabuik di pantai barat Sumatera sebagai peringatan atas Hasan & Husein, cucu Nabi Muhammad SAW yang dipengaruhi golongan Syiah.
Upacara tradisional tersebut maih terus dilakukan hingga saat ini untuk mengingatkan tradisi lokal mereka. Dalam pembahasan di atas telah dikemukakan bahwa, unsur budaya asli memegang peranan & tidak dapat disingkirkan begitu saja dalam proses pencampuran dengan budaya asing. Salah satu proses kepercayaan lokal dengan budaya asing berkaitan dengan kematian dalam wujud kepercayaan dikenal sebagai Animisme & Dinamisme.
Misalnya upacara kematian seseorang dilakukan sesuai dengan kebudayaan lokal. Makam di Indonesia terpelihara dengan baik karena adanya penghormatan dari anak cucu kepada leluhurnya. Dengan latar belakang budaya Megalithikum, di samping Sarkofagus, maka dibuatlah Kijing dari batu di atas makam, bahkan terkadang dibuatkan rumah kecil pelindung makam yang disebut Cungkup. Hal itu merupakan contoh dari kepecayaan Animisme.
Sedangkan kepercayaan
Dinamisme merupakan kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai
kekuatan gaib. Misalnya rumah dibangun oleh seseorang demi kesejahteraan
dirinya beserta keluarganya, dibangun dengan penuh perhitungan &
persyaratan. Guna menghindari gangguan roh jahat, di dekat pintu gerbang di
tempatkan Dwarapala, berupa sepasang patung.
A. Perpaduan Tradisi Lokal, Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia
1) Bidang budaya
Sebelum pengaruh budaya Hindu-Budha masuk, bangsa Indonesia talah menggunakan bahasa melayu kuno dan Jawa kuno. Setelah masuknya Hindu-Budha masyarakat menggunakan bahasa sansekerta dan bahasa podi. sedangkan Masuknya agama Islam ke Indonesia, Islam menggunakan bahasa Arab. Hal itu membuat
perbendaharaan kata semakin banyak.
2) Bidang aksara
Dengan datngnya aagama Hindu-Budha masyarakat menjadi mengenal aksara pallawa atau nagari. Setelah Islam datang menggunakan aksara Arab. Tetapi ada pencampuran yaitu aksara Pegon, yaitu aksara arab yang digunakan untuk menulis bahasa Sunda / Jawa.
3) Bidang sosial
System masyarakat yang dulunya dibedakan berdasarkan profesi, setelah agama Hindu-Budha masuk, system kemasyarakatan dibedakan berdasarkan kasta. Tetapi dengan masuknya agama Islam sitem kasta mulai menghilang, meskipun sekarang masih kita jumpai pada masyaakat tertentu.
4) Bidang system pemerintahan
Dulu system pemerintahan dipimpin oleh seorang kepala suku. Menggunakan system Primus Interpares yang berarti nomer satu dintara sesamanya. Sedangkan dalam Hindu-Budha system pemrintahannya kerajaan yang dipimpin seorang raja. Tetapi dalam Islam nama raja diganti dengan sebutan Sultan.
5) Bidang bangunan
Candi Hindu-Budha yang ditemukan di Indonesi pada dasarnya merupakan wujud akulturasi dari zaman megalithikum yaitu dari bangunan punden berundak.
Letak bangunan utamaü
Bentuk candi menyasuaikan dir ke entuk bangunan punden brundak. Bangunan utamanya berada di bagian belakang dan bentuknya bertingkat.
Fungsi candiü
Selain befungsi sebagai tempat pemujaan dewa, juga berfungsi sebagai tempat untuk pemujaan nenek moyang.
6) Bidang seni
Seni arcaz
Arca pada zaman dulu merupakan perwujudan dari nenek moyang, cirinya masih dibuat sederhana dan kasar. Setelah Hindu-Budha masuk pembuatan arca mempunyai kualitas baik. Sedangkan pada zaman Islam masuk, arca yang semula bentuknya mahkluk hidup mulai disamarkan, karena tidak diperbolehkan pada zaman Islam.
Wayangz
Agama Hindu-Budha dating memperkaya unsur-unsur bahan cerita pewayangan dan pada zaman Islam wayang digunakan sebagai media cakwah.
Sastraz
Sastra di Indonesia beru mengenal sastra lisan, misalnya sastra ritual (doa /rapal) dan non ritual (nyanyian rakyat dan peribahasa). Setelah datangnya Hindu- Budha Indonesia mengenal sastra tembang dan irama kidung. Pada saat Islam masuk cerita tersebut hanya digubah dan bahasanya ditambah kosakata Arab.
Tariz
Di
beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk tarian yang berkaitan
dengan bacaan salawat dan dalam tarian itu sangat dipengaruhi olah paham
Sufi. Misalnya pada permainan Debus.
7) Bidang kalender
Sebelum
budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal
Kalender Saka (kalender Hindu). Dalam kalender Saka ini ditemukan nama-nama
pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon.
Setelah berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender
Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti
tahun Hijriah Islam).
Pada
kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama
bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa.
Sedangkan nama-nama hari tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa
Arab. Dan bahkan hari pasaran pada kalender saka juga dipergunakan.
Kalender
Sultan Agung tersebut dimulai tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1
Muharram 1053 H yang bertepatan tanggal 8 Agustus 1633 M.
8) Pernikahan
Akulturasi
antara budaya lokal dan Hindu-Budha terlihat dalam pengadaan sesajen.
Setelah Islam masuk upacaranya di awali dengan membaca akad antara
kedua mempelai.
9) Pemakaman
Prosesi
pemakaman yang sesuai dengan Islam hanya kewajiban untuk
mensucikan jenazah, mengkafani, dan menguburkannya. Tetapi karena adanya
akulturasi, misal setelah hari kematian adanya hari- hari peringatan
selamatan / acara tahlilan yang berisi pembacaan zikir dan tahlil. Juga
pemberian nisan yang merupakan warisan kebudayaan prasejarah.
Interaksi Sosial Budaya Masyarakat Indonesia Pada Awal Perkembangan Islam.
1. Perpaduan Budaya Islam dan Budaya Lokal
a. Budaya istana
a. Tata pemerintahan
Dalam
perkembangan sejarah Islam dikenal adanya kalifah, artinya
seorang pengganti setelah Nabi wafat yang bertugas mengurus Negara dan
agama, serta melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan Negara.
b. Bangunan istana
Bangunan
istana yang berasal dari peninggalan zaman Hindu-Budha sudah tidak dapat
ditemukan lagi pada zaman Islam. Hal ini karena istana pada zaman itu
dibuat dari bahan yang mudah hancur. Berbeda dengan bangunan istana
para Sultan yang umumnya dibuat dari batu bata dengan semen sebagai
perekatnya. Istana raja merupakan benteng pertahanan terakhir dari suatu
Negara atau kerajaan.
c. Masjid agung
Seorang
Sultan adalah seorang pemimpi agama dan kepala pemerintahan yang memiliki
kewajiban untuk membangun sebuah masjid besar atau masjid agung yang
diperuntukkan sebagai pusat kegiatan keagamaan.
Masjid
agung yang terkait dengan istana misalnya Masjid Baiturahman di Banda
Aceh, Masjid agung di Jogjakarta, Masjid Maimun di Medan.
d. Istana kerajaan
Istana
dapat dikatakan sebagai pusat budaya. Namun istana pada masa Islam tidak
lepas dari system Foedal. Pada system ini, system pelapisan sosial
pada masyarakatnya yang menjadi ciri utamanya.
b. Kesenian istana
Kesenian
istana adalah kesenian yang berkembang dalam lingkunan istana. Selain itu
berkembang pula kesenian yang hanya diperuntukkan bagi penghuni istana.
Cirinya adalah penyajiannya serba megah, cerita yang dimainkan
erat hubungannya dengan masalah pemerintahan, sifatnya cenderung sakral.
Kesenian
lainnya yang juga berkembang adalah satra. Pada zaman wali, berkembang
karya sastra yang erat kaitannya dengan masalah agama seperti Kitab suluk
Bonang, prosa yang berisi ajaran agama Islam dan sudah banyak mendapat
pengaruh dari bahasa Arab maupun bahasa Melayu.
c.Masjid
Masjid
merupakan tempat beribadah umat Islam dalm perkembangannya masjid bukan
hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat dan pusat
kegiatan keagamaan.
a. Masjid tradisional
Masjid
tradisional merupakan jenis masjid yang pertama kali ada di Indonesia.
Masjid ini menggunakan bahan bangunan yang berasal dari alam. Susunan
atapnya bertingkat dan dapat disebut dengan atap tumpang.
b. Masjid makam
Masjid
makam merupakan perpaduan antara masjid dan makam. Di belakang masjid
tradisional di Jawa biasanya terdapat makam para wali maupun raja
perpaduan antara masjid dan makam. Di belakang masjid tradisional di
Jawa biasanya terdapat makam para wali maupun raja kerajaan Islam.
c. Masjid modern
Masjid
modern adalah masjid dengan bangunan arsitektur moderndan bahanbahan yang
digunakan juga modern. Disertai dengan manara, yang berfungsi sebagai
tampat muazin mengumandagkan azan.
2. Pengaruh Islam di
berbagai daerah di Indonesia
Faktor yang mempermudah perkembangan Islam di Indonesia adalah :
agama Islam tidak mengenl kastav
dibawa oleh golongan pedagangv
berkembang secara damaiv
sifat bangsa Indonesiayang terbuka dan ramah memberi peluang untuk bergaul dengan bangsa lain.v
Faktor yang mempermudah perkembangan Islam di Indonesia adalah :
agama Islam tidak mengenl kastav
dibawa oleh golongan pedagangv
berkembang secara damaiv
sifat bangsa Indonesiayang terbuka dan ramah memberi peluang untuk bergaul dengan bangsa lain.v
Agama
dan budaya Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur. Jalur
tersebut misalnya, Persia, Afganistan, Pakistan, India, kemudian menuju
Indonesia.
3. Perkembangan agama
dan budaya Islam di Indonesia
Munculnya
Bandar-bandar dagang di India tidak dapat dipisahkan dengan proses masuk
dan berkembangnya agama Islam di Indonesia. Pedagang datang ke
Indonesia bukan hanya untuk berdagang, melainkan juga menyebarkan agama
mereka.
4. Penyebaran agama
Islam pada masa wali sanga
Selain dilakukan oleh para pedagang, penyabaran Islam juga dilakukan oleh para ulama dan para wali. Wali merupakan seorang utusan yang mempunyai pengetahuan tentang agama dan ilmu gaib.
Selain dilakukan oleh para pedagang, penyabaran Islam juga dilakukan oleh para ulama dan para wali. Wali merupakan seorang utusan yang mempunyai pengetahuan tentang agama dan ilmu gaib.
Wali
songo terdiri dari Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan
Kudus, Sunan Muria, Sunan Drajad, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung
Jati. Selain para wali, kita juga mengenal para pemikir Islam atau sufi
seperti Hamzah Fansuri dan Nuruddin Ar Raniri. Di Jawa tengah kita
menganal Sultan
tembayat
yang menyebarkan Islam melalui pondok pesantren.
B. Konsep Kekuasaan Kerajaan Hindu-Budha dan Kerajaan Islam.
Pada
awal perkembangan Islam di Indonesia, di beberapa dearah masih
terdapat kerajaan Hindu-Budha yang masih berdiri. Pebandingan konsep
kekuasaan dari kerajaan Hindu-budha dengan Islam adalah sebagai berikut:
1.Penyebutan gelar
raja
- penyebutannya pada masa Hindu-Budha adalah raja,maharaja, & rakai |
sedangkan pada masa
Islam disebut sebagai Sultan, Sunan, atau Khalifatullah
|
2.Sistem
pengangkatan raja
- Pada masa kerajaan Hindu-Budha Calon pengganti raja yang utama adalah putra mahkota dari permaisuri,kandidat lainnya orang yang menjabat sebagai mahamentri I Hino, I pakiran-kiran, dan I Halu |
Pada masa Islam
rajanya harus semufakat secara hukum dengan adat dan mendapat persetujuan
dari rakyat, ulama, & orang-orang cerdik pandai.
|
3.Sistem komologis
Merupakan system kekuasaan yang terjalin satu keserasian antara dunia manusia dan alam semesta. - Pada masa kerajaan Hindu- Budha masih menerapkan system pulung atau wahyu dari Tuhan yang diadopsi dari kerajaan pada masa Islam. |
Pada masa Islam raja
adalah makhluk yang lebih tinggi dibandingkan dengan manusia sehingga
dianggap wakil tuhan
|
4.Kedudukan raja
- Pada masa kerajaan Hindu-Budha raja dan bangsawan menempati golongan penguasa, namun mereka tidak menempati susunan masyarakat yang tinggi. |
Pada masa Islam
raja mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan menempati susunan masyrakat
yang tinggipula. Selain itu, seorang raja harus memiliki perlambangan dengan
kekuatan magis. Beberapa perlambang yang dapat menunjukkan kekuatan magis
menurut Babad Tanah Jawi adalah alat gamelan berupa Gong.
|
5.Pemerintahan
pusat dan daerah
- Pada masa kerajaan Hindu-Budha menganut system Dewa Lokapala, yaitu pemerintahan daerah yang berada di empat penjuru mata angin. |
Pada masa Islam
pejabat yang berada di bawah raja adalah patih, menteri, kadi,
senopati,laksamana, & syah Bandar.
|
6.Hubungan antara
raja dan rakyat
- Pada masa kerajaan Hindu-Budha raja merupakan penguasa yang memerintah rakyatnya berdasarkan hubungan yang memerintah dan yang diperintah. |
- Pada masa Islam
merupakan hubungan antara penguasa & rakyatnya berdasarkan pada hubungan
Patron Clien (hubungan antara pemilik tanah dengan penggarap tanah/petani)
|
7.Genealogi Raja
- di kerajaan Sulawesi selatan mengembalikan genealogi rajanya yang pertama turun dari langit sebagai tomenurung dan oleh rakyat diangkat sebagai raja. |
Di kerajaan Melayu
menghubungkan nenek moyangnya dengan Arab, yaitu
keturunan dari Husein (cucu Nabi Muhammad). |
Comments
Post a Comment