Perang Irak - Iran (Perang Teluk 1)
Irak dan Iran merupakan Negara tetangga dan termasuk Negara
Islam. Walaupun yang memproklamirkan sebagai Negara Islam adalah Iran melaui
Revolusi Iran yang dipimpin oleh Imam Khomaeni. Baik Iran maupun Iran tidak
bisa lepas dari pengaruh dua aliran besar dalam Islam yakni Sunni dan Syiah.
Kedua Negara tersebut telah berkonflik sejak dulu, yakni dimulai pada masa
kerajaan Mesopotamia hingga kekaisaran Ottoman (antara tahun 1555 dan 1918)
mengenai batas wilayah antar Irak dan Iran. Konflik mengenai batas Negara masih
terus berlangsung sampai pada tahun 1975, Amerika Serikat mendesak keduanya
untuk melakukan kesepakatan mengenai batas wilayah Negara melalui sebuah
perjanjian yang dikenal dengan perjanjian Aljazair. Awalnya setelah perjanjian
tersebut hubungan antara Irak dengan Iran berjalan dengan baik. Hal itu
dibuktikan dengan agen-agen Iran berhasil membongkar komplotan pro-Uni Soviet
yang merencanakan kudeta terhadap pemerintah Irak. Akan tetapi, hubungan kedua
Negara tersebut kembali memburuk ketika Saddam Hussein berkuasa dan kembali
mengungkit masa lalu.
A. LATAR BELAKANG PERANG IRAK-IRAN
Irak dan Iran merupakan Negara Islam. Sesungguhnya konflik
kedua Negara tersebut di karenakan salah satunya karena aliran Sunni dan Syiah
yang dianut oleh masing-masing. Di Iran penduduknya 100% beraliran Syi’ah
sedangkan di Irak kira-kira 60% beraliran Syi’ah. Tetapi Irak di perintah oleh
orang-orang Suni yang minoritas di Negara itu. Orang-orang Syi’ah di Iran
mengajak orang-orang Syi’ah di Irak untuk berintak menumbangkan pemerintahan
Saddam Hussen. Sebab partai Baath dan Saddam Hussen di anggap anti Islam.
Karena merasa terancam dengan aksi orang-orang Syi’ah yang merasa
dianaktirikan, pemimpin Syi’ah Bagher Sadr disingkirkan.
Konflik dua Negara juga dikarenakan dulu terjadi perang
antara Babilonia dengan Persia. Irak adalah penerus Babilonia sedankan Iran
penerus Persia. Dalam sejarah kedua bekas kerajaan telah berperang dan saling
menaklukan. Kedua Negara tersebut telah berkonflik sejak dulu, yakni dimulai
pada masa kerajaan Mesopotamia hingga kekaisaran Ottoman (antara tahun 1555 dan
1918) mengenai batas wilayah antar Irak dan Iran. Persengketaan batas negara
itu terus berlanjut hingga kemudian pada 1975, atas desakan AS, Iran dan Irak
menandatangani kesepakatan mengenai batas negara di Algiers, Aljazair. Sejak
saat itu, hubungan kedua Negara membaik pada tahun 1978, akan tetapi hubungan
kedua Negara tersebut memanas kembali ketika Saddam Husain berkuasa dan
mengungkit masa lalu. Saddam jelas-jelas menyobek perjanjian Aljazair di depan
televise. Itulah tanda dimulainya perang dengan Iran.
perang irak iran
Gambar : Perang Irak - Iran
Di Zaman Shah, Iran membuat program industrialisasi yang
dipercepat luar biasa telah mempersenjatai dirinya secara berlebihan. Ambisi
Iran waktu itu adalah menjadi Negara yang paling maju dan paling kuat di
kawasan Timur Tengah. Untuk mewujudkannya mereka berpolitik imperialisme.
Mereka tidak segan-segan menguasai tiga pulau di dekat Ormus untuk memungkinkan
mengontrol mulut teluk Persia. Dihanjurkannya gerilia progresif di Dhofar dan
memaksa Irak untuk berunding mengenai wilayah perairan Shatt Al Arab. Rencana
Iran membuat Negara tetangga merasa takut. Hegemoni Iran yang begitu kuat
sehingga mendapat julukan “Penjaga Timur Tengah”. Politik Negara Iran ini
mendapat dukungan dari Negara-negara barat dan Jepang. Karena dengan itu mereka
secara bebas melakukan perjalanan minyak ke Negara mereka. Irak pada saat iu
sedang mencapai puncak kejayaannya karena minyak mereka mampu mempercepat
proses industrialisasi secara besar-besaran. Mereka dibantu oleh Prancis
membangun sentral nukril yang sewaktu-waktu bisa digunakkan untuk membuat
nuklir.
Pada saat Iran tak mampu lagi menjadi penjaga Teluk Persia,
Irak berambisi untuk menggantikannya karena mereka pada saat itu berada dalam
posisi yang kuat. Hubungan antara Irak dengan Iran retak setelah jatuhnya shah
pada tahun 1979. Mereka saling memperebutkan Teluk Persia Shatt Al Arab yakni
sebuah muara besar dari pertemuan antara sungai Tigris dan Eufrat yang mengalir
ke Teluk Persia yang merupakan perbatasan antara Irak, Iran dan Kuwait. Karena
kawasan Teluk Persia merupakan kawasan kilang-kilang minyak. Oleh karena itu
Irak dibawah kepemimpinannya menginginkan teluk tersebut untuk menjadi bagian
dari wilayahnya yang akan mengantarkan Irak menjadi Negara superior di Timur
Tengah. Puncaknya, ketika pasukan Irak meyerbu Iran pada tanggal 22 September
1980.
peta wilayah irak iran
Gambar : Peta Wilayah Irak - Iran
B. JALANNYA PERANG
Perang Iran-Irak juga dikenali sebagai Pertahanan Suci dan
Perang Revolusi Iran di Iran, dan Qadisiyyah Saddam di Irak, adalah perang di
antara Irak dan Iran yang bermula pada bulan September 1980 dan berakhir pada
bulan Agustus 1988. Perang ini bermula ketika rezim Saddam Hussein berkuasa.
Berawal dari Saddam Hussein melakukan pelanggaran di wilayah Iran. ia bermaksud
untuk merebut provinsi kaya minyak Khuzestan ke dalam wilayahnya dan
memisahkannya dari Iran. saddam juga berencana menggulingkan Republik Islam
Iran. Untuk menjalankan ambisinya tersebut, ia dibantu oleh Amerika Serikat,
baik dana, militer maupun politik. Dengan dukungan yang kuat, Saddam Hussein
sangat yakin jika Iran dibawah pimpinan Imam Khomaeni mampu ditundukan dengan
mudah. Apalagi beberapa wilayah Iran telah mampu dikuasai oleh Irak. Saddam
menjadi Presiden Irak mendapat dukungan penuh dari Barat dan sejumlah Negara
Arab untuk menyerang Iran. Karena Iran dengan tegas memproklamirkan menjadi
Negara Islam. Bagi dunia, Negara yang berasaskan Islam merupakan sebuah ancaman
yang serius.
Sebelum meletusnya perang Irak-Iran, Saddam Hussein merobek
perjanjian Aljazair di depan kamera televisi. Dengan penyobekan perjanjian
tersebut menandakan perang antara kedua Negara telah dimulai. Pihak Saddam
mengira bahwa mereka bisa menundukan Iran hanya dalam kurun waktu tiga hari
atau paling lama selama seminngu. Tetapi prediksi Saddam keliru, karena dalam
rentang delapan tahun berperang, Iran tak bisa ditundukan. Bangsa Iran mampu
bertahan dari arogansi pihak musuh.
imam khomeini
Gambar : Imam Khomeini
Pada awal perang, Rezim Saddam berhasil menguasai sejumlah
wilayah Iran. Posisi Iran dengan keterbatasan logistik militer, berada dalam
kondisi terpojok. Sedangkan militer Irak dengan 250 ribu personel yang didukung
dengan ribuan mortir, tank, panser dan peralatan militer lainnya berhasil
menguasai kota dan desa-desa Iran sepanjang perbatasan kedua negara. Bersamaan
dengan itu, lebih dari 100 jet tempur Irak berusaha membombardir 19 kota Iran
dan pos-pos militer negara ini pada hari pertama perang. Akan tetapi serangan
udara itu gagal total. Kondisi berbeda di wilayah perairan. Militer Iran
berhasil memukul mundur angkatan laut Irak pada bulan-bulan pertama perang.
Dengan demikian, angkatan laut Republik Islam Iran mampu mempertahankan
kekuatannya di perairan Teluk Persia.
saddam husein
Gambar : Saddam Husein
Rezim Saddam Hussein berhasil menduduki kota strategis,
Khozestan di barat daya Iran dari pasukan Pasdaran. Disisi lain, pasukan Iran
mampu menyerang pos-pos strategis Iran. Hal ini membuat Saddam berubah pikiran,
menjadikan dirinya pesimis bisa menundukan Iran. untuk itu, Saddam berniat
mempertahankan wilayah-wilayah yang didudukinya dengan mengajukan genjatan
senjata tanpa mundur dari perbatasan internasional. Akan tetapi Iran menolak
tawaran tersebut, malah menuntut Saddam untuk mengganti rugi dan menuntuk
keadilan atas agresi irak terhadap Iran.
Memasuki tahun kedua, para pejuang Iran berupaya mengambil
alih wilayah-wilayah yang diduduki Irak. Pada peringatan tahun pertama serangan
Irak ke Iran, para pejuang dengan perintah Imam Khomeini berhasil memukul
mundur pasukan Irak dari Abadan yang merupakan salah satu kota penting di Iran.
Dalam operasi militer itu, Irak kalah telak dan terpaksa mundur dari wilayah
Abadan.
Walaupun Iran hanya sendiri dalam perang Irak-Iran, tetapi
berhasil memperlihatkan kepada lawannya kekuatan Iran. Pada tanggal 24 Mei
1982, para pejuang Irak berhasil menguasai Khorramshahr yang merupakan kota
strategis Iran. Karena bagi bangsa Iran, Khorramshahr adalah simbol pertahanan dan
kegigihan dalam menghadapi pendudukan Rezim Saddam Hussein. Dalam operasi
militer itu, ribuan tentara Saddam tewas dan ditawan. Selain itu, 60 pesawat
serta ratusan tank dan panser milik militer Irak hancur lebur. Setelah
kemenangan itu, para pejuang Iran mempunyai spirit berkali lipat untuk mengusir
pendudukan dan serangan Rezim Saddam.
Pada bulan Februari 1986, para pejuang Iran juga berhasil
menguasai pulau Al-Fau, padahal pada saat itu tentara Irak dilengkapi dengan
senjata canggih. Operasi militer yang dilakukan oleh para pejuang Iran
bertujuan agar Saddam Hussein menarik pasukannya dari seluruh wilayah Iran,
mengadili Saddam dan meminta ganti rugi. Dalam perang Irak-Iran selama delapan
tahun, sepuluh negara Barat dan Arab kompak menyerang Iran. Di antara negara
pengekspor senjata ke Irak adalah Uni Soviet. Menurut data yang ada, 53 persen
senjata Irak selama perang, dijamin oleh Uni Soviet. Setelah itu pengekspor
senjata disusul Perancis dengan menjamin 20 persen kebutuhan senjata Rezim
Saddam. Pada dekade 1980, Saddam membeli senjata senilai 25 milyar dolar AS.
Dan sebanyak itu juga ditanggung oleh sejumlah negara Arab
seperti Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab. Setelah perang selama delapan
tahun , Irak mempunyai hutang sebesar 80 milyar dolar dengan enam negara Arab
selatan Teluk Persia.
C. KEKUATAN MASING-MASING PIHAK
1. Kekuatan Irak
Ditinjau dari sudut militernya, Irak jauh lebih canggih
dalam hal persenjataan dan juga keuangan untuk mendukung jalannya perang.
Mereka juga sangat mudah mendapatkan membeli persenjataan dari Inggris, Jerman
Barat, Italia, dan Perancis baik secara terang-terangan atau melalui pihak
ketiga yakni Saudi Arabia. Dalam perang Irak-Iran, Irak bekerja sama dengan
sebagian Negara-negara Arab lainnya di Teluk Persia. Mereka telah
menyiapkantiga Milyar Dollar Amerika untuk persenjataan Irak. Irak sendiri
mempunyai tidak kurangdari 35 Milyar Dollar Amerika dalam bentuk devisa dan
ditambah uang dari penghasilan minyak yang dialirkan melalui pipa-pipa minyak
yang melewati Suriah dan Turki jumlahnya kira-kira tak kurang dari 1 juta barel
per hari.
2. Kekuatan Iran
Dalam perang Iran-Irak, Iran tidak dibantu oleh Negara lain.
Mereka berjuang sendirian melawan Irak yang dibentu oleh Negara-negara barat
terutama Amerika Serikat dan sebagian Negara Arab. Awal dari serangan Irak yang
secara tiba-tiba, cukup membuat Iran kaget. Tetapi itu tidak berlangsung lama,
karena militer mereka cepat bergegas. Angkatan Udara mereka didukung oleh
pesawat-pesawat pembom phantom untuk membalas serangan dari Irak. Irak hanya
mempunyai cadangan minyak yang hanya cukup untuk kebutuhan dalam negeri. Iran
juga diperkirakan kekurangan kerosene. Karena pendapatannya dari minyak dalam
devisa asing menurun, maka Iran terpaksa memakai uang simpanannya yang
berjumlah kira-kira 6 Milyar Dollar. Dalam masalah persenjataan Iran sulit
mendapatkannya karena terhalang masalah embargo.
Dengan keterbatasan peralatan perang, Iran tetap optimis
tidak akan kalah melawan Irak. Mereka memakai taktik perang jangka panjang.
Tujuannya agar Iran dapat menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein. Kekuatan
Iran terletak pada Angkatan Udara yang mempunyai peralatan modern sekali dalam
jumlah yang besar. Iran mempunya 57 pesawat pengangkut tempur C 130, 250 buah
pesawat pembom phantom, 160 buah F 16, 80 buah F 14, 200 buah F 4, dan 120 buah
F 5. Pesawat F 4 dilengkapi dengan peluru kendali Phoenix.
Angkatan darat mereka memiliki 800 tank M60 dan M47 buatan
Amerika. Mereka juga mempunyai 760 buah Chieftank, 250 Scorpion, 1500 Iranian
Lion, ketiganya merupakan buatan Inggris. Mereka juga mempunyai tank sedikitnya
3000 buah. Angkatan Laut Iran dipersenjatai dengan pesawat pengintai P36,
puluhan kapal patrol, 3 buah kapal selam Tank, 4 destroyer Spruance yang baik
untuk mengebom pantai tetapi juga bagus untuk menghancurkan kapal selam dan
satu seri hydroglisseur yang ditahun 1978 jumlahnya melebihi yang dipunyai
Angkatan Laut Inggris sehinnga mereka dapat mendarat di air yang sedangkal
apapun di Teluk Persia.
Pertahanan Iran juga di bantu oleh Pasdaran. Pasdaran lahir
berbarengan dengan revolusi Iran. Anggota Pasdaran diambil dari sukarelawan
yang sudah dewasa baik laki-laki maupun wanita. Sebelum perang kekuatan
Pasdaran tidak begitu besar. Perdana Menteri Bazargan mencoba menghapus para
tentara itu tetapi tidak berhasil. Kemudian Bani Sadr memegang kendali Pasdaran
lalu membubarkan tetapi gagal juga. Perang ini membuat julah Pasdaran empat
kali lipat lebih besar.
Senjata yang dipeggang Pasdaran hanya berupa senjata yang
ringan seperti senapan mesin, bazooka dan sebagainya. Senjata Pasdaran dibant
oleh rakyat yang membentuk sejenis organisasi pertahanan sipil (bassif),
dewan-deawan desa dan kota (shoura mahali) yang di bentuk atas prakasa almarhum
Ayatola teleghani yang bertugas mengatasi masalah-masalah sosial. Dewan-dewan
pabrik, serikat-serikat buruh dan para petani juga ikut membantu dalam perang
ini.
D. UPAYA-UPAYA MENGHENTIKAN PERANG
1. Setelah sidang Dewan Keamanan PBB pada tanggal 28
September 1980 di New York telah meminta kepada kedua belah pihak menghentikan
peperangan dan permasalahan kedua belah pihak diselesaikan di meja perundingan.
Mereka meminta Irak mundur dari tempat-tempat yang diduduki di Iran. pihak
ketigapun telah disediakan seperti Presiden Aljazair, Chadli Benjedid, Presiden
Pakistan, Jenderal Zia Ul Haq, ketua Organisasi Palestina (PLO) Yasser Arafat,
Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI), Habib Chatti. Tetapi
kedua belah pihak menolak tawaran tersebut.
2. Dalam proses penyelesain Perang Irak-Iran, Dewan Keamanan
PBB telah mengeluarkan Resolusi No.598 pada tanggal 20 Juli 1987. Resolusi ini
berisi usulan untuk dilakukannya genjatan senjata antara Irak dan Iran. Iran
menolak usulan tersebut dan hanya mau menerima apabila Irak dinyatan sebagai
pihak aggresor. Sedangkan Irak mau menerima resolusi dengan syarat pihak lawan
juga harus berbuat yang sama.
3. Pada akhir Juli 1988, Iran menyatakan kesediaanya untuk
menerima usul genjatan senjata seperti yang tercantum dalam Resolusi DK PBB
No.598. Iran mendapat kompensasi dari Irak sebesar 150 juta dolar AS pertahun.
Comments
Post a Comment